Para relawan pengajar ini berasal dari berbagai kalangan profesi. Ada dari dokter, guru, polisi, tentara, wartawan, pengusaha, musisi, sampai bartender, dan berbagai latar belakang profesi lainnya, ikut terlibat dalam Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) ini.
Relawan pengajar ini ada yang berdomisi di Manado, Makassar, bahkan ada dari luar Pulau Sulawesi. Mereka rela datang ke Palopo dengan biaya sendiri dan tanpa dihonor, hanya untuk memberi inspirasi kepada anak-anak Palopo.
Mereka datang ke sekolah tidak untuk mengajar, tapi hanya memperkenalkan diri dan menyampaikan tentang profesi mereka. Mereka hanya bercerita tentang bangganya menggeluti profesi mereka saat ini. Harapannya, anak-anak yang mendengar itu terinspirasi. Punya wawasan lebih luas, bahwa ternyata banyak pilihan profesi yang bisa diraih selain yang mereka kenal selama ini, yang kebanyakan hanya ingin jadi guru, dokter, pelaut, polisi, dan tentara.
Gerakan ini mungkin tak terlalu booming di kalangan masyarakat umum, termasuk di pemerintahan, di Kota Palopo. Karena yang disasar memang sekolah-sekolah dasar yang ada di pinggiran kota. Para generasi penerus bangsa yang jauh dari jangkauan giruk pikuk kota, atau mereka yang kebanyakan dari keluarga kalangan menengah kebawah.
KIP ini telah banyak menginspirasi anak-anak Palopo. Sudah ada sekitar 2 ribuan anak-anak sekolah dasar yang disentuh gerakan Indonesia mengajar ini.
Kelas Inspirasi di Palopo pertama kali dipelopori oleh dua orang, Salahuddin Abadi dan Zulham Hafid. Terinspirasi dari gerakan Indonesia mengajar, yakni program kelas inspirasi (KI).
"Awalnya saya bersama Pak Salahuddin pada 2013. Namun saat itu namanya masih Inpiring Class. Sebab saat itu kami belum punya akses ke Kelas Inpirasi di Jakarta. Tapi konsepnya tetap sama," jelas Zulham.
Kemudian pada 2014, lanjut dia, barulah tergabung dalam KI Sulsel-Palopo. Artinya Palopo menjadi salah satu dari beberapa kota penyelenggara KI Sulsel.
"Pada 2015, karena saya kuliah, dan tidak ada yang mau menggerakkan KI Palopo, maka tahun itu absen kita laksanakan. Nanti 2016 ini, kita kembali laksanakan lagi. Baru tahun ini juga namanya Kelas Inspiras Palopo (KIP), dulu masih KI Sulsel," katanya.
Zulham menyebutkan, selama KI ini ada di Palopo, sudah menyasar sekitar 22 sekolah dasar dengan relawan pengajarnya sekitar 170-an orang dari berbagai kalangan profesi. Sehingga kalau diperkirakan, anak-anak yang telah disentuh sudah mencapai lebih dari 2200 orang, jika murid di 22 sekolah itu dirata-ratakan 100 orang.
Wakapolres Palopo, Kompol Woro Susilo, yang juga menjadi salah satu relawan pengajar KIP, sangat mengapresiasi kegiatan ini. Bahkan menurutnya, ini perlu terus berlanjut. Hanya saja, ia sedikit menyayangkan karena kurang terlibatnya Dinas Pendidikan Palopo, sebagai leading sektor.
"Sangat banyak masalah yang kami temukan di lapangan, tempat kami menginspirasi. Masalah ini harusnya ada tindaklanjut dari dinas pendidikan setelah kegiatan ini. Tapi sayangnya, saya melihat dinas pendidikan tidak terlibat disini. Harusnya mereka dilibatkan," sarannya, pada hari refleksi, di Wisata Pantai Labombo, 3 Mei 2016.
Hal yang sama juga diutarakan hampir semua pengajar. Banyak hal yang ditemukan dan harusnya menjadi perhatian dinas pendidikan.
Para relawan pengajar semuanya mengaku senang bisa menginspirasi. Bukan hanya anak-anak yang terinspirasi, tapi relawan pengajarnya yang banyak mendapat inspirasi. Mereka mengaku tak sia-sia cuti sehari untuk menjadi relawan pengajar.
Untuk diketahui, Kelas Inspirasi ini bagian dari program Gerakan Indonesia Mengajar (GIM). GIM ini merupakan sebuah inisiatif gerakan di bidang pendidikan yang merekrut, melatih, dan mengirimkan lulusan terbaik untuk mengajar sekolah dasar di daerah pelosok Indonesia selama 1 tahun. Kontribusi GIM dalam pendidikan Indonesia dimulai dari tahun 2010.
Salah satu misi utama dari gerakan ini adalah mengajak berbagai pihak, termasuk masyarakat umum, untuk turut terlibat aktif dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan bangsa. Ajakan ini hadir dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah Kelas Inspirasi.
Bermula dari teman-teman Indonesia Mengajar dan beberapa teman profesional yang ingin berkontribusi pada pendidikan Indonesia, lahirlah konsep Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia.
Melalui program ini, para profesional pengajar dari berbagai latar belakang diharuskan untuk cuti satu hari secara serentak untuk mengunjungi dan mengajar SD, yaitu pada Hari Kegiatan Kelas Inspirasi yang pertama diadakan pada 25 April 2012 di 25 lokasi SD di Jakarta.
Dalam KI ini, ada tiga macam relawan, yakni relawan pengajar, relawan dokumentator, dan relawan fasilitator.
Ada tujuh Sikap Dasar KI dan Penerapannya, yakni, sukarela, bebas kepentingan, tanpa biaya, siap belajar, ambil bagian langsung, siap silaturahim, dan tulus. (***)
Disclaimer: Tulisan ini dimuat di Majalah SAHABAT KITA, edisi Mei 2016.
Baca Juga: Berbagi Cerita di Kelas Inspirasi
Post a Comment