Salah satu misi utama terbentuknya Kaukus Perempuan Parlemen (KPP) Kota Palopo adalah untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan anak. Mereka siap menunjukkan eksistensi mereka di parlemen.
Kaukus ini telah resmi terbentuk April 2016 lalu. Mereka dilantik oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Makassar, yang bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.
Ada lima perempuan hebat yang kini duduk di parlemen, yakni Hj Hasriani (Gerindra), Hj Hasrianti (Nasdem), Hj Idaria M Jaya (Golkar), Megawati (PKS), dan Herawati Masdin (PAN).
Mereka telah banyak memberikan kontribusi positif terhadap kepentingan perempuan. Salah satunya adalah berkontribusi dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pengarusutamaan Gender dan Raperda tentang perlindungan perempuan dan anak, yang kini tinggal menunggu diparipurnakan.
Ketua KPP Kota Palopo, Hj Hasriani, menuturkan, selain sebagai wadah komunikasi antar perempuan parlemen, juga selalu bergerak melakukan berbagai kegiatan sosial. Salah satunya adalah dengan menyalurkan bantuan kepada perempuan lansia, janda, dan anak-anak terlatar.
"Keberadaan kita juga di parlemen ini sebisa mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat banyak, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Kami berusaha agar bisa menunjukkan eksistensi kami di parlemen, dengan memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak," ujarnya.
Legislator Gerindra ini juga mengungkapkan, keberadaan perempuan di parlemen diharap bisa menjadi inspirasi bagi perempuan di luar sana, bahwa perempuan juga bisa bersaing dengan laki-laki.
"Keberadaan kami, juga kami berharap bisa menjadi inspirasi bagi perempuan lain untuk bisa berjuang dan tidak merasa kalah dari laki-laki. Bahkan perempuan bisa lebih hebat dari laki-laki. Sebab kami ini, harus mampu bekerja di luar rumah, dan tetap harus mengerjakan tugas rumah kita sebagai ibu rumah tangga," katanya.
Untuk diketahui Kaukus Perempuan Parlemen RI dibentuk di pusat sebagai wadah komunikasi antar parlemen di tingkat nasiona, provinsi, sampai ke tingkat kabupaten/kota.
Kaukus ini berperan sebagai upaya penguatan kapasitas perempuan parlemen secara bersama, membangun sinergi gerakan yang mendukung lahirnya kebijakan yang berpihak pada perempuan dan anak, serta untuk menghimpun dukungan bagi perempuan parlemen dalam merumuskan dan melahirkan kebijakan yang responsif gender.
Salah satu misinya adalah untuk meningkatkan partisipasi dan keterwakilan perempuan dalam setiap proses pengambilan kebijakan publik, mengupayakan agar seluruh kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan mengintegrasikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki secara seimbang dan adil. (***)
*( Disclaimer: Tulisan ini telah dimuat di Majalah Sahabat Kita edisi Juli 2016.
Post a Comment