Cerita Cakka Awal Temukan Kopi Bisang di Latimojong

Sunday, October 2, 20160 komentar

Cerita Cakka Awal Temukan Kopi Bisang di Latimojong

TANGGAL 1 Oktober, konon katanya merupakan hari kopi internasional. Di hari kopi ini, saya ingin berbagi cerita soal Kopi Bisang, yang belakangan ini namanya sangat populer, khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel), bahkan sampai skala nasional.


Kopi Bisang ini asalnya dari Gunung Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulsel. Kopi ini termasuk jenis premium. Namanya cukup membuat penasaran para pecinta dan penikmat kopi, karena disebut-sebut lebih istimewa dari Kopi Luwak.

Disebut istimewa, karena kopi bisang ini diambil bukan dari kotoran binatang seperti kopi Luwak, tapi biji kopi yang dimuntahkan oleh hewan yang konon endemik Sulawesi dan hanya ada di Latimojong, yang bagi masyarakat setempat menyebutnya Bisang.

Bisang ini hidup liar di kebun-kebun kopi masyarakat Latimojong. Hewan ini dipercaya mengetahui betul biji kopi mana yang berkualitas, sehingga hanya biji kopi pilihanlah yang dimakannya. Setelah dikunyah, biji kopi itu lalu dimuntahkan. Biji itulah yang diambil masyarakat, lalu diolah seperti biji kopi biasa. Itulah Kopi Bisang.

Saya sempat mendapat beberapa kesempatan ngobrol soal historis kopi bisang ini dengan Bupati Luwu Andi Mudzakkar. Ia menceritakan banyak hal terkait penemuan kopi bisang ini.

Cerita awal populernya nama kopi bisang ini berawal dari Bupati Luwu HA Mudzakkar. Andi Mudzakkar yang akrab disapa Cakka ini senang menunggangi trail dan menjelajah ke Gunung Latimojong.

Dari kesenangannya inilah, Cakka kemudian menemukan kebiasaan masyarakat Latimojong mengumpulkan biji kopi yang telah dikunyah binatang bernama bisang.

"Suatu ketika, saya singgah di rumah warga dan ngobrol dengan mereka. Di sela-sela obralan kami, warga ini menyuruh anaknya, 'pergi-ki mabbisang, nak' dari situlah saya mulai banyak bertanya terkait kopi bisang itu," kisah Cakka.

Dari obrolan itulah, dijelaskan banyak hal terkait kopi bisang. Ia pun mencoba menyeruput kopi bisang. Setelah dirasakan, melalui proses panjang, ia pun membawa kopi bisang ke Jakarta untuk dites. Hasilnya, kopi bisang dinyatakan salah satu jenis kopi premium.

Kini, nama kopi bisang telah dipatenkan dan telah didaftar untuk segala macam persyaratan legalitasnya. Kopi ini pun telah dipamerkan di berbagai event pameran, mulai skala lokal, regional, nasional, hingga internasional.

Semua memuji cita rasanya. Hanya saja, produksi kopi ini belum bisa memenuhi permintaan pasar. "Pasar internasional sudah kita tembus, andai kata produksi kita mampu menyuplai," ujar Cakka, beberapa waktu lalu.

Cakka menyebutkan, kendala utama adalah terbatasnya jumlah binatang bisang. Belum ada peternakan khusus seperti binatang Luwak. Penasaran ingin mencoba seperti apa rasanya kopi bisang? Silahkan cari sendiri. Haha. Yang jelasnya, kopi bisang ini ada di Luwu.

Cerita Cakka Awal Temukan Kopi Bisang di Latimojong

Kopi Bisang Plus, Penambah Vitalitas Pria

Selain kopi bisang yang cita rasanya tinggi, Cakka juga memperkenalkan kopi bisang plus, yang belakangan disebut kopi herbal Latimojong. Kopi ini dipercaya mampu menambah vitalitas pria.

Karena dia herbal, maka dalam jangka beberapa hari mengonsumsi kopi bisang plus ini, maka kejantanan pria akan bertambah. Lalu bagaimana ceritanya? Cakka, bupati yang dikenal sederhana ini pernah bercerita terkait ini.

Cerita penemuannya hampir sama dengan kopi bisang. Saat menjelajah dengan motor trailnya, ia sempat singgah di rumah warga. Putra dari Alm Qahar Mudzakkar ini memang senang ngobrol dengan warganya.

Ia menceritakan, saat itu, dirinya kebetulan singgah di salah satu rumah tokoh masyarakat di Latimojong. Ia melihat anak-anak tokoh masyarakat ini hampir sama besar.

"Saya memperhatikan, anak-anaknya banyak, dan hampir sama besar. Saya kemudian bertanya, apa resepnya. Orang itu memperlihatkan kopi. Katanya ada campurannya, yang resepnya turun temurun diwariskan nenek moyangnya," kenang Cakka.

Saat itu, ia memesan kopi seperti itu untuk dibawa pulang. Sesampai di rumah, Cakka mengaku masih belum yakin dengan cerita bisa menambah gairah. Ingin membuktikan, ia pun memutuskan memberikan kepada orang yang dianggap sudah 'loyo' sedikit. Salah satunya ada anggota DPRD Luwu diberikan untuk mencoba kopi herbal itu.

"Setelah beberapa hari kemudian, saya menelpon, dan ternyata memang ada perubahan," katanya, sambil tertawa.

Penasaran ingin mencoba? Kopi herbal ini sepertinya belum dijual bebas. Kalau mau, bisa langsung ke Latimojong. Haha... (***)

Palopo, Sabtu 1 Oktober 2016

Share this article :

Post a Comment

 
Support : TEKAPE.co | Arsip
Copyright © 2015. Catatan Abd Rauf - All Rights Reserved
Desain by Berita Morowali Powered by Abd Rauf