Save Ulama dan Umara

Ulama dan Umara saat masing-masing jumpa pers terkait perseteruan mereka. Drama seterunya bisa dibaca di berita media lokal Palopo. 

Dalam Islam, ulama dan umara disejajarkan. Ulama (orang yang punya ilmu agama yang mendalam) dikatakan dalam hadis bawah pengganti para nabi adalah ulama (al-ulamaau waratsatul anbiyaa).

Sementara umara (pemerintah) mendapat kedudukan kedua setelah Rasul (utusan Allah). Dalam Alquran disebutkan, taatilah Allah dan RasulNya, serta ulil amri (pemimpin) di antara kalian (atiullah, wa atiurrasul, wa ulil amri mingkum).

Ulama dan umara ibarat mata uang yang tak terpisahkan. Harus bergandengan tangan. Saling mengingatkan kalau ada yang dianggap keliru. Sebab jika salah satu rusak, maka masyarakat sebuah bangsa akan ikut rusak.

Ulama dan umara adalah sama-sama manusia biasa. Tak bebas dari khilaf. Idealnya, jika ada salah satu dari mereka khilaf, maka satu diantaranya harus mengingatkan dengan cara yang santun.

Komunikasi atau cara penyampaian yang santun telah digariskan Nabi Muhammad SAW. Nabi pernah bersabda, ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu dengan cara yang bijak (ud'u ila sabili rabbika bil hikmah, wal mauidzah, wa jaadilhum billati hiya ahsan).

Belakangan ini, masyarakat Kota Palopo dipertontonkan oleh umara dan ulama adegan yang kurang sedap. Semoga drama perseteruan ulama dan umara di kota berjuluk Idaman ini tak berdampak pada kehidupan bermasyarakat.

Kami hanya berharap, ada komunikasi yang baik dan dilakukan dengan cara yang santun, sehingga seteru antara keduanya bisa diselesaikan dengan bijak.

Harapan lainnya, semoga drama sandiwara ini tak disusupi kepentingan lain, selain kepentingan ummat atau orang banyak.

Sangat kurang elok, kalau keduanya harus berseteru di depan orang banyak. Ibarat suami istri yang bertengkar di tengah keluarga besarnya atau di depan anak-anaknya. Save ulama dan umara di Kota Palopo.

Semoga Ramadan tahun ini, membawa kebaikan kepada kita semua. Selamat menyambut Ramadan 1437 H/2016 M. (***)