Menikmati Manisnya Pisang Epe Pantai Losari

Monday, August 31, 20150 komentar

Menikmati pisang epe dan secangkir sarabba-

Mengunjungi Pantai Losari, Kota Makassar, tak lengkap rasanya jika tidak menikmati sajian khas Makassar, salah satunya pisang epe ditambah secangkir sarabba.


Dinginnya malam membawa kami sampai terdampar di Pantai Losari, Minggu 30 Agustus 2015, sekira pukul 20:00 wita.

Di sepanjang jalan di Pantai Losari, tampak aparat dari Dinas Perhubungan dan Satpol PP Kota Makassar, lengkap dengan seragam kebesarannya, berjaga-jaga. Area anjungan yang selama ini bisa digunakan sebagai tempat parkir, malam itu dialihkan ke anjungan Mandar-Toraja. Di area anjungan Mandar-Toraja itulah, ratusan pedagang pisang epe berjejer.

Anjungan Pantai Losari di malam hari-
Usai markir motor, bersama teman, memilih untuk jalan-jalan menikmati elusan lembut angin pantai. Dari anjungan Mandar-Toraja, menuju anjungan Pantai Losari.

Setelah sedikit puas memandang para pengunjung dan menikmati 'ciuman' mesra angin pantai, hasrat memanggil untuk menikmati pisang epe.

Dari ratusan penjual pisang epe, kami hinggap di Memang Jaya Cafe. Disana menawarkan beberapa rasa pisang epe, diantaranya rasa keju, coklat, kelapa, durian, dan pisang epe biasa. Juga beberapa macam jus dan minuman hangat. Diantara sekian banyak menunya, kami terpikat pisang epe rasa durian ditambah secangkir sarabba.

Hentakan musik mix bagai dalam diskotik menemani para pengunjung. Hentakan musik DJ lalu berganti dengan merdunya alunan lagu India yang disusul lagu dangdut, yang membuat seakan ikut bergoyang.

Sambil menikmati sajian cafe-cafe di pinggir Jalan Penghibur, yang berpapasan dengan proyek pembangunan Hotel Pualam, The Icon of Makassar, membawa banyak cerita dan beribu khayalan.

Pisang epe, adalah makanan khas Makassar. Pisang setengah matan dibakar, lalu dipress, kemudian dicampur dengan gula cair. Pisang epe yang disajikan sebenarnya bagi saya, terasa terlalu manis. Namun bisa dibandingi dengan hangatnya sarabba, minuman khas yang terbuat dari santan kelapa asli dan jahe. Sangat cocok diseruput saat dingin.

Hampir dua jam menikmatinya. Kami kemudian beranjak dari tempat duduk. "Berapa bu?"
"Semuanya Rp40 ribu. Pisang epe Rp10.000 per porsi ditambah Rp10.000 secangkir sarabba. Dua orang, jadi Rp40 ribu," rinci penjualnya dengan ramah.

Kami kemudian beranjak ke anjungan Makassar-Bugis. Disana kami melihat beberapa orang tengah sibuk membuat semacam rumah. Bangunan itu tampaknya bangunan portable. Punya kamar dua dengan dua tingkat.

Karena penasaran, saya bertanya kepada orang yang sedang sibuk bekerja. Ia kemudian menjelaskannya. Menurutnya, bangunan itu adalah contoh rumah yang akan dibuat untuk masyarakat dengan tempat tinggal yang kurang layak.

Khusus bangunan itu, hanya sebagai pajangan, dan akan diluncurkan pada pertemuan wali kota se Asia, 8 September 2015 nanti.

Nama bangunan tersebut adalah Aparong. Singkatan dari Apartemen Lorong. Ini adalah bagian dari program lorong dari Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.

Apartemen Lorong (Aparong), yang tengah dibuat di Anjungan Losari, Makassar-Bugis-

Setelah puas jalan-jalan, kami kemudian memutuskan untuk kembali ke peraduan untuk mengistirahatkan tubuh dan fikiran. grin emotikon (***)

Makassar, 30 Agustus 2015
Share this article :

Post a Comment

 
Support : TEKAPE.co | Arsip
Copyright © 2015. Catatan Abd Rauf - All Rights Reserved
Desain by Berita Morowali Powered by Abd Rauf