Kesan Kriminal dan Makassar Sebatas Layar Kaca

Thursday, August 27, 20150 komentar

Seminar Pasar Modal-

Kota Makassar di mata orang-orang luar, utamanya orang yang hanya memandang Makassar sebatas layar kaca, sudah seakan terformat di otak mereka, bahwa Kota Makassar sangat akrab dengan aksi kriminalitas, utamanya tawuran, unjuk rasa berujung ricuh, begal, busur, dan sebagainya.


Kesan kriminalitas kota daeng ini juga, sepertinya sangat akrab di sudut otak Kasubdit Kelembagaan dan Penguatan Usaha Kemendag, Iriani. Layaknya kebanyakan orang luar Makassar, ia tampaknya melihat orang Makassar senang tawuran.

Setidaknya itu yang saya tangkap saat menghadiri Seminar Pasar Modal, dengan tema 'Waspada Investasi dan Pasar Modal sebagai Pilihan Investasi, yang digelar OJK, Selasa 25 Agustus 2015, di Clarion Hotel, Kota Makassar.

Dalam materinya, Iriani, beberapa kali menyentil soal kesan Makassar gemar tawuran. Ia juga mengaku, jika tugasnya sebagai abdi negara, membuatnya bisa berkeliling Indonesia. Sudah beberapa kali datang ke Makassar, dan daerah di wilayah Provinsi Sulsel. Itu membuatnya ada rasa cinta ke Kota Makassar.

"Kecintaan saya kepada Sulsel ini, membuat saya sedikit miris, kalau saya nonton TV, ada lagi berita Makassar tawuran. Semoga seminar ini mengurangi waktu kita untuk berfikir tawuran," ujarnya, sedikit senyum, dengan nada bercanda.

Iriani, adalah salah seorang dari sekian banyak orang, yang punya image atau kesan Makassar suka tawuran.

Pemberian cap ini, sepertinya sudah terjadi sejak lama, jauh sebelum gelombang informasi media massa begitu deras. Namun setelah arus informasi itu, maka kesan Makassar senang tawuran, makin tertancap rapi di memori orang-orang.

Pemberian cap negatif ini, sedikit banyaknya dipengaruhi efek pembingkaian berita atau framing media massa, utamanya media nasional. Sebab berita aksi kriminal sekecil apapun, biasanya media nasional, khusus televisi, menayangkannya.

Namun demikian, kesan negatif ini, sebenarnya tidak boleh juga menyalahkan media. Sebab mereka memberitakan fakta. Kesan seperti itu, timbul karena memang sering terjadi. Meski sebenarnya, frekuensi daerah lain, ada yang hampir sama soal tawuran, namun kesan Makassar senang tawuran ini sudah sulit dihilangkan.

Selain kesan tawuran, sebenarnya banyak kesan positif Kota Makassar. Terlepas dari itu semua, saya hanya ingin mengatakan, untuk mengenal Makassar, jangan hanya melihatnya sebatas layar kaca atau cerita orang-orang. Datang langsung dan rasakan kenikmatan kuliner khas, keindahan alam, dan keramahan masyarakatnya. (***)

Gowa, 27 Agustus 2015

Share this article :

Post a Comment

 
Support : TEKAPE.co | Arsip
Copyright © 2015. Catatan Abd Rauf - All Rights Reserved
Desain by Berita Morowali Powered by Abd Rauf