ilustrasi/int |
Kehadiran smartphone atau ponsel cerdas dan kemudahan untuk memilikinya saat ini, membuat manusia abad ini, seakan menuhankan media sosial (medsos). Media sosial seakan menjadi rumah kedua bagi remaja pada khususnya, dan pada umumnya manusia modern abad ini.
Lihat dan perhatikan para penghuni dunia maya, seluruh keluh kesahnya diadukan lewat akun media sosial. Setiap saat akan berbuat sesuatu, sebagian besar pengguna medsos, 'minta izin' atau memberitahukan lewat postingan status di medsos.
Sampai-sampai, hal yang seharusnya bersifat privat atau privasi sekalipun, dilaporkannya kepada media sosial, seperti di Facebook, Twitter, Line, WhatsApp, BBM, Path, dan sejenisnya.
Media sosial dijadikan tempat curhat para remaja dan anak-anak generasi muda saat ini. Curhat yang sebenarnya tidak untuk konsumsi publik sekalipun, terkadang disampaikan lewat statusnya di medsos, dan akhirnya menjadi konsumsi publik.
Curhat yang selayaknya hanya untuk keluarga atau orangtua, disampaikan secara gamblang di medsos. Sampai foto syur dan gambar mesra para muda mudi juga menjadi banyak dipamerkan di dinding atau profil media sosial. Bahkan, ada yang menggunakan media sosial untuk menjajakan dirinya.
Bagi para orangtua, apalagi orangtua yang tidak ada di dunia maya, tidak tau apa yang dilakukan anak mereka. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan para orangtua, menurut saya, jadilan para orangtua yang senang mendengar curhat dan keluh kesah anaknya. Jangan sampai curhat anaknya lebih memilih di media sosial dibanding ibu atau ayahnya sendiri. Sebab orangtuanya tidak menjadi teman yang baik untuk dijadikan tempat curhat.
Penggunaan media sosial, tidaklah negatif jika diarahkan ke hal-hal positif. Sebab dunia maya tak jauh beda dengan dunia nyata. Hanya sama-sama butuh bimbingan dari orang sekitar. Banyak hal positif yang bisa didapat di dunia maya jika bergaul dan jalannya ke hal-hal yang lebih baik. Wallahu a'lam. (***)
Makassar, 29 Maret 2015
Post a Comment