ilustrasi/int |
Istilah ‘gambo’ tergolong sangat populer di Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Hampir setiap saat kita mendengar kata ‘gambo’.
Istilah ‘gambo’ sudah menjadi tranding topik di daerah asal surek terpanjang di dunia I Lagaligo itu. Kata ‘gambo’ di semua kalangan sangat populer. Mulai dari anak-anak, sampai orang tua. Dari tukang ojek sampai konglomerat. Dan yang paling populer adalah di lingkungan birokrasi dan warung kopi (warkop).Lalu apa yang dimaksud gambo? Berdasarkan dari pengamatan penulis, arti gambo paling tidak punya beberapa makna. Ada yang bermakna sedikit positif, namun kebanyakan bermakna agak negatif. Positifnya adalah dipakai untuk seru-seruan dan main-main semata.
Ada beberapa kalimat yang sering diucapkan: “Gamboko memang. Na gamboiko. Carita gambo-gambo.” Dan masih banyak lagi.
Kalimat gambo yang ditujukan kepada seseorang biasanya untuk bercanda-canda. Namun terkadang juga serius. Dan kebanyakan diperuntukkan untuk teman yang sudah akrab.
Kata gambo sering disandingkan dengan hal-hal yang tidak terlalu serius. Kalimat “kau gamboika”, diartikan “kamu mengerjain saya.” Artinya, seseorang mengerjain temannya.
Kalimat ‘carita gambo-gambo’ adalah obrolan atau cerita-cerita yang tidak benar, yang diceritakan dengan maksud seru-seruan. ‘Carita gambo-gambo’ ini banyak di warung-warung kopi, yang dimaksudkan untuk main-main dan seru-seruan setelah seharian letih dan lelah dengan rutinitasnya.
Gambo biasa diartikan dengan bohong, mengelabui, mengerjain, cerita dibuat-buat, janji-janji tidak ditepati, dan beberapa kata sifat yang biasa disandingkan dengan istilah gambo.
Lalu dari mana asal istilah gambo ini? Mayoritas orang Tana Luwu mengatakan, jika istilah ini populer dari HM Judas Amir, yang telah terpilih menjadi Wali Kota Palopo periode 2013-2018.
Judas lah yang mempupelarkan istilah gambo ini. Saat ini, istilah gambo tengah sangat populer di pergaulan masyarakat Palopo. Istilah gambo ini juga selalu diungkapkan di hampir semua sambutan-sambutan Judas Amir saat ada acara yang tidak terlalu resmi. Dengan gaya khasnya, Judas Amir selalu mengiringi candaan di setiap sambutannya.
Menurut cerita yang berkembang, istilah gambo ini mulai populer saat gerbong Judas Amir menjadi pejabat. Istilah gambo ini ibarat kata sandi atau ‘password’ untuk permintaan atau perintah yang sifatnya rahasia. Disposisi dengan tanda ‘GMB’, menjadi perhatian serius dari kalangan pejabat, jika kode itu ditulis dalam sebuah disposisi.
Sebagai penghormatan Judas Amir atas jasa mempopulerkan istilah ‘gambo’, orang-orang di Palopo biasa bercanda, ingin membangun tugu ‘gambo’.
Yang perlu menjadi catatan, jika ada yang menyebut anda ‘gambo’, itu biasanya bercanda. Makanya, sebaiknya ditanggapi bercanda. Satu lagi, salah satu tanda keakraban dalam pergaulan di Sulsel, jika saling mengejek tapi bercanda dan tidak ada yang tersinggung, karena mereka sadar, kalau itu hanya candaan.
Penulis juga memohon maaf atas kekeliruan dalam memaknai istilah gambo ini. Tulisan ‘gambo-gambo’ ini diharapkan sedikit memahami arti gambo, jika ada orang luar yang berkunjung ke Palopo. Selamat ‘bergambo-gambo’. (***)
Post a Comment