Siklus hidup kita hampir persis sama dengan satu hari. Ibarat siklus hidup pegawai kantoran.
Pada malam hari, seorang pegawai yang disiplin, akan tidur untuk menciptakan energi baru untuk mengerjakan tugas-tugas mereka di siang hari. Seperti proses penciptaan seorang bayi dalam kandungan ibunya.
Saat azan subuh berkumandang, sang pegawai terbangun. Energi dan kekuatan baru lahir. Seperti seorang bayi terlahir.
Pagi buta, hingga mentari muncul, sang pegawai merencanakan dan menyiapkan diri untuk bertugas. Seperti seorang bocah yang harus sekolah untuk merencanakan masa depannya. Dunia dan bekal akhirat.
Memasuki waktu dhuha, pegawai itu berangkat ke kantor. Mulai bekerja. Seperti seorang anak muda, yang di usia mudanya harus bekerja untuk diri dan keluarga. Memperbanyak bekal.
Memasuki waktu zhuhur, pegawai itu harusnya istirahat dan menikmati makan siang. Seperti pria dewasa yang harusnya sudah menikmati kerja kerasnya selama ini.
Memasuki ashar, sang pegawai itu siap-siap pulang ke rumah. Seperti seseorang yang sudah memasuki usia senja. Siap-siap pulang ke rumah. Ke sisi Tuhannya.
Hingga pulang, ia membawa gajinya untuk dinikmati bersama keluarga. Seperti seorang yang sudah kembali ke sisi Tuhannya, membawa bekal amal.
Selamat pagi. Semangat sebelum senja datang. (*)
Pada malam hari, seorang pegawai yang disiplin, akan tidur untuk menciptakan energi baru untuk mengerjakan tugas-tugas mereka di siang hari. Seperti proses penciptaan seorang bayi dalam kandungan ibunya.
Saat azan subuh berkumandang, sang pegawai terbangun. Energi dan kekuatan baru lahir. Seperti seorang bayi terlahir.
Pagi buta, hingga mentari muncul, sang pegawai merencanakan dan menyiapkan diri untuk bertugas. Seperti seorang bocah yang harus sekolah untuk merencanakan masa depannya. Dunia dan bekal akhirat.
Memasuki waktu dhuha, pegawai itu berangkat ke kantor. Mulai bekerja. Seperti seorang anak muda, yang di usia mudanya harus bekerja untuk diri dan keluarga. Memperbanyak bekal.
Memasuki waktu zhuhur, pegawai itu harusnya istirahat dan menikmati makan siang. Seperti pria dewasa yang harusnya sudah menikmati kerja kerasnya selama ini.
Memasuki ashar, sang pegawai itu siap-siap pulang ke rumah. Seperti seseorang yang sudah memasuki usia senja. Siap-siap pulang ke rumah. Ke sisi Tuhannya.
Hingga pulang, ia membawa gajinya untuk dinikmati bersama keluarga. Seperti seorang yang sudah kembali ke sisi Tuhannya, membawa bekal amal.
Selamat pagi. Semangat sebelum senja datang. (*)
Pagi buta di Pinrang, Kamis 27 September 2018.
Post a Comment