Politisi dan 'Cacian' Media

Saturday, May 20, 20170 komentar

Politisi dan 'Cacian' Media

Beberapa waktu lalu, saya menonton film berjudul 'Youngistaan' sebuah film Bollywood yang disutradarai Syed Ahmad Afzal, yang dirilis pada 28 Maret 2014. 


Film yang dibintangi Jackky Bhagnani, Neha Sharma, Farooq Sheikh, Deepankar De dan Kayoze Irani sebagai pemeran utama itu bergenre politik.

Sesuai judulnya, Youngistaan, yang kira-kira berarti 'anak muda Hindustan,' film itu bercerita tentang seorang anak muda yang baru berusia sekitar 25 tahun, dipaksa menggantikan ayahnya yang meninggal, sebagai Perdana Menteri (PM) India.

Istilah Palopo-nya mungkin 'dikarbit' jadi politisi dan pejabat. Sebelumnya tidak pernah terjun langsung di dunia politik, tiba-tiba harus langsung memegang jabatan politik tertinggi di negara itu.

Satu hal yang menarik di penggalan cerita itu. Saat diputuskan akan jadi perdana menteri, hanya satu yang paling dikhawatirkan kekasihnya.

Sang pacar ​takut kekasihnya saat menjabat perdana menteri, jadi bahan berita media dan karikatur yang menyudutkan di koran-koran. Belum lagi akan mendapat cacian di media sosial, yang konon sebagai 'ruang tak bertuan.'

Sebab ia sadar, jadi politisi dan pejabat pasti akan jadi buah bibir dan bahan berita di media. Entah itu berita bagus, dan juga tak terlepas dari berita miring.

Mungkin film ini ingin menyampaikan kalau jadi politisi dan pejabat harus siap mental dikritik (yang biasa dianggap cacian) dan disudutkan. Tak perlu ditanggapi terlalu berlebihan.

Tidak boleh sensi. Apalagi bawa perasaan (istilah anak muda sekarang, Baper). Tapi dijadikan itu cambuk untuk bekerja yang terbaik. Bukan malah sibuk mempersoalkan cacian itu.

Media, jika dilihat dari sudut positif, sebenarnya bukan mencaci, namun salah satu fungsi media adalah mengeritik. Kritik itu disampaikan dalam banyak hal. Lewat tulisan, karikatur, dan audio visual.

Akhir cerita, sang pejabat karbitan mampu memperlihatkan kinerjanya. Ia menjawab semua kekhawatiran publik akan ketidakmampuan anak muda memimpin negara.

Meski ia menyeret tokoh di partainya ke penjara, karena kasus dugaan korupsi dan sogok, namun itu membuat rakyat makin kagum dengan ketegasan anak muda.

Akhirnya, ia kembali terpilih pada pemilu berikutnya. Ia berhasil menarik simpati masyarakat dengan kerja nyata. Tak perduli apa kata orang. Yang penting bekerja untuk negaranya. Soal terpilih kembali, itu urusan berikut. Wallahu a'lam. (***)

Palopo, 20 Mei 2017

Share this article :

Post a Comment

 
Support : TEKAPE.co | Arsip
Copyright © 2015. Catatan Abd Rauf - All Rights Reserved
Desain by Berita Morowali Powered by Abd Rauf