"Dimana ada kemauan, di situ ada jalan."
Meski sekolahnya berada di pinggiran kota dan berlatarbelakang keluarga yang kebanyakan dari kalangan kurang mampu, namun anak-anak di SDN 8 Salobulo Palopo tercium energi besar tentang kemauan keras untuk berjuang.
Pagi itu, di hari inspirasi, Rabu 3 Mei 2017, hujan menerpa Kota Palopo sejak malam hingga pagi hari.
Para relawan pengajar Kelas Inspirasi Palopo (KIP), khususnya dari tim 11 SDN 8 Salobulo, tak menyurutkan niatnya untuk datang berbagi cerita dan inspirasi bagi anak-anak di SD yang terletak di kaki bukit, tak jauh dari Taman Makam Pahlawan (TMP).
Akibat hujan, saya sempat terlambat tiba di lokasi. Namun sesampai disana, saya merasakan ada energi kemauan besar untuk sukses. Juga semangat relawan yang tak terkalahkan oleh hujan.
Saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman saya, saat berbagi cerita dengan anak-anak disana. Saya mendapat jatah gabungan kelas 1, 2, dan 3. Mereka digabung dengan satu kelas.
Saya salah seorang relawan pengajar kelas inspirasi Palopo. Di sekolah kami, ada dari berbagai latar belakang profesi. Ada dari chef, makeup artis, layouter, dosen, bidan, polwan, dan perawat. Saya sendiri adalah berprofesi wartawan. Kebetulan sutradara tidak sempat hadir.
Saat memasuki kelas, saya sempat bertanya, apa itu wartawan. Mereka ternyata sudah ada yang kenal secara gamblang. Ada dari mereka menyebut wartawan itu menulis berita. Secara umum, mereka terbilang cerdas.
Namun, saat saya tanya siapa yang mau jadi wartawan, tak satupun ada yang berminat. Salah satu dari mereka hanya mengenal satu orang yangingin jadi wartawan, yakni Jarjit, teman Upin Ipin dalam film animasi asal negeri Jiran, Malaysia.
Kebanyakan dari mereka ingin menjadi tentara, polisi, guru, dokter, pegawai bank, dan ada juga ingin jadi pemadam kebakaran.
Anak-anak kita kebanyakan, selalu ingin menjadi seperti orang yang mereka kenal. Hanya ada segelintir profesi yang dikenal anak, utamanya mereka yang berada di pinggiran kota.
Melalui kelas inspirasi, yang digelar sehari, setiap tahun pada 3 Mei, diharapkan mereka, generasi penerus bangsa, mengenal beragam profesi. Bukan hanya guru, dokter, tentara, polisi, pilot, dan sebagainya.
Namun mereka dikenalkan dengan banyak profesi. Dari profesi yang banyak dijumpai, hingga profesi yang tak banyak dikenal orang.
Kehadiran relawan pengajar dari tim 11 Kelas Inspirasi Palopo (KIP) di SDN 8 Salobulo mendapat apresiasi dari Kepala SDN 8 Salobulo, Dra Hj Muntafingah, Rabu 3 Mei 2017.
Ia mengaku bersyukur dengan adanya relawan pengajar KIP ini. Ia mengharapkan, dengan kehadiran mereka, murid-muridnya yang rata-rata latar belakang orangtuanya dari buruh dan petani ini, bisa punya cita-cita besar.
"Semoga murid-murid yang ada disini, bisa terinspirasi. Bisa mengenal banyak profesi, tak melulu guru, dokter, polisi, dan tentara. Namun ada banyak profesi yang juga punya peluang sukses yang sama," harapnya.
Ia menjelaskan, di SDN 8 Salobulo, total guru ada 10 orang, yang terdiri dari 8 PNS dan 2 honorer.
"Untuk jumlah murid kami ada 130 orang. Sekolah ini berdiri sejak 1970-an. Karena sudah tua, sebenarnya kami butuh pembenahan halaman, agar pemandangan halaman sekolah kami bisa lebih menarik," ujarnya.
Di akhir acara, para murid diarahkan untuk menulis cita-citanya di pohon impian yang telah disediakan. Dari sekian cita-cita yang ditulis, mereka kebanyakan ingin menjadi guru, dokter, tentara, dan polisi.
Tim 11 SDN 8 Salobulo berasal dari berbagai latar belakang, diantaranya Heri Wijaksono (Cheff), Arif (Perawat), Abd Rauf (Wartawan), Subekti Masri (dosen), Suardi (Dosen), Heriyanto (Layouter), Ahidah W (Makeup Artis), Zamzam (Bidan), Esse Asri (Polwan), Irasani Djumasir (Fotographer), dan Muh Fadhli F (Fotographer).
Selain relawan pengajar dan dokumentator yang kece, ada fasilitator Devani M (dosen), dan pendamping A Mangin. Juga ada Fausiah (panitia KI), dan Devi I (Panitia KI). Dari tim 11, satu orang tidak sempat hadir, yakni Ahmad Adianda, berprofesi sebagai Sutradara. (***)
Post a Comment