H Ismail, Wija To Luwu yang Sukses di Tanah Papua

Sunday, February 14, 20161komentar


Kesuksesan tidak datang tanpa usaha dan kerja keras. Namun di bidang bisnis, usaha dan kerja keras juga harus didukung oleh kepiawaian membaca peluang. Itulah yang dimiliki H Ismail, ketua Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Cabang Papua Barat.



Sukses di tana rantau sebagai pengusaha, H Ismail, yang saat ini berdomisili di Manokwari, Provinsi Papua Barat, kini berniat melakukan ekspansi bisnis di tanah kelahirannya, Luwu Raya.

H Ismail berasal dari Balambang, Desa Raja, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Ia termasuk berhasil muncul sebagai pengsaha sekaligus politisi ulung di Papua Barat.

Pria kelahiran 24 Oktober 1960 itu, kini berdomisili di Manokwari, Papua Barat, selama 24 tahun. H Ismail, di tanah Papua, membangun perusahaan bidang jasa konstruksi, kontraktor dan konsultan. Ia mengawali usahanya di bidang perbengkelan.

Perjalan hidup H Ismail terbilang sudah cukup matang. Ia sudah beberapa kali berpindah-pindah, namun akhirnya menemukan kesuksesannya di tanah Papua.

H Ismail, adalah mantan abdi negara. Pada tahun 1984, terangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ia bekerja sebagai PNS di Balai Latihan Kerja (BLK) Kolaka sebagai instruktur bidang otomtif.

Setelah dari Kolaka, H Ismail juga pernah bekerja di BLKI Makassar selama dua tahun. Saat itu masih berstatus sebagai PNS. Namun petualangannya terus berlanjut. Pada 1992, H Ismail pindah ke Papua.

"Saya pindah ke Papua karena tertarik dengan kondisi alam dan geografis disana. Setelah saya tinggal disana, saya melihat iklim usaha sangat bagus saat itu. Saat itu saya sempat masih ditawari kerja di KLK Manokwari, karena saya masih berstatus PNS," ujarnya.

Tawaran pindah ke BLK Manokwari Papua sebagai PNS, diabaikannya. Sebab H Ismail melihat peluang yang cukup besar. Sesuai keahliannya di bidang otomotif, maka H Ismail mendirikan bengkel mobil.

"Saat saya sampai ke Manokwari, saya melihat banyak kendaraan tidak ada bengkel yang mumpuni. Saat itu masih Irian Barat. Melihat prospek usaha servis mobil, maka saya menolak. Saya kemudian mengundurkan diri sebagai PNS pada Agustus 1992, atau enam bulan saya tinggal di Manokwari," kisahnya.

Pengunduran diri sebagai PNS sempat ditolak. Prosesnya lama baru SK turun. Nanti 2005 baru turun SK penghentian dengan hormat. Tapi sejak permintaan berhenti sebagai PNS, gaji PNS juga sudah berhenti.

"Yang melatarbelakangi saya mengundurkan diri dari PNS, karena saya merasa punya kemampuan atau skill. Tidak puas rasanya kalau saya tidak aplikasikan langsung ke masyarakat. Kalau hanya melaui BLK, melatih enam bulan, setelah itu selesai. Tidak maksimal. Makanya saya buka bengkel untuk mempekerjakan orang sambil melatih mereka. Setelah saya anggap mampu mandiri dan punya modal, maka saya suruh dia buka bengkel sendiri," tandas H Ismail.

Pertimbangan mengundurkan diri sebagai PNS juga karena persoalan hitung-hitungan materi. Menurutnya, setelah dipikir-pikir, menjadi PNS tak seberapa.

"Saya berpikir saat itu. Kalau saya hanya jadi PNS, berapa lama saya baru bisa punya rumah, kendaraan. Tapi kalau buka usaha, peluangnya cukup besar. Saat itu, saya PNS golongan 3a, gaji saya saat itu dengan masa kerja delapan tahun, sekitar Rp800 ribu per bulan, di luar honor dan tunjangan, atau hanya sekitar lebih dari Rp1 juta. Tapi setelah dirikan usaha, dalam satu bulan, bisa kami dapat rata-rata Rp5 juta sampai Rp7 juta perbulan pada tahun 1993," kisahnya.

H Ismail bercerita, modal yang dipakai membangun bengkel dari hasil kerja di Toyota. Kebetulan saat itu dirinya mendapat proyek di Toyota. Singkatnya, setelah dapat modal Januari 1993, baru menyewa tempat.

"Saat itu saya ingin menyewa tempat. Namun karena tempat itu banyak armada tangki sawit dan BBM, maka saat itu pemilik tempat tersebut, mengatakan kalau tidak usah sewa tempat, cukup dirawat mobil yang dia punya. Jadi saya sangat bersyukur, dapat tempat bengkel, juga dapat gaji di perusahaan yang punya tempat," ujarnya.

Dari usaha bengkel tersebut, H Ismail mulai dikenal. Nama Ismail sebagai pemilik bengkel yang mumpuni mulai melejit. Sampai-sampai ia sering mendapat kepercayaan merawat mobil bupati saat itu.

"Satu tahun saya memakai tempat H Saleh. Pada 1994 saya beli tempat sendiri di dekat Bandara untuk bengkel. Lahan itu termasuk dijual murah. Hanya Rp33 juta, karena bayarnya hanya mobil Carry Futura, ditambah uang tunai Rp15 juta. Apalagi lahan ini di dekat Bandara," katanya, mengenang.

Dari situlah H Ismail mulai mandiri. Bengkelnya diberi nama Bengkel Aneka. Bengkel tersebut bertahan sampai tahun 2000. Saat itu terjadi huru-hara, gerakan Papua Mereka. Setelah normal kembali, lokasi tersebut digunakan sebagai tempat pencucian mobil, sampai sekarang.

Setelah sukses di dunia usaha, pada tahun 1999, H Ismail, masuk dunia politik. Setelah reformasi, dirinya meninggalkan Golkar dan ikut Partai Daulat Rakyat (PDR). Kemudian maju sebagai Caleg DPRD Manokwari.

"Saat itu, saya dan caleg lokal, bagi dua dalam satu periode. Jadi gantian duduk di DPRD Manokwari. Disitulah saya kenal jalan masuk sistem pemerintahan dan parlemen.

Saat masih di parlemem, H Ismail mendirikan perusahaan konstruksi pada 1997. Namanya CV Fajar Papua, yang bergerak di bidang kontraktor dan jasa umum.

Dalam perkembangannya, pada 2003 berdiri Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) oleh Ryas Rasyid. Saat itu H Ismail pindah partai. "Pak Ryas Rasyid waktu itu datang ke Papua, saya ketemu. Lalu beliau bilang silahkan pegang PDK Manokwari. Setelah pemekaran tahun 2013, jadi Provinsi Papua Barat, dengan ibukota Manokwari, saya ditunjuk sebagai ketua wilayah, Ketua DPW PDK Papua Barat," katanya.

Saat memimpin PDK, pada Pileg 2004-2009, H Ismail berhasil mendapat lima kursi untuk PDK di DPRD Provinsi Papua Barat. Disitulah menanjak karir politiknya, yakni sebagai wakil ketua DPRD Provinsi Papua Barat.

Namun setelah duduk di wakil ketua, H Ismail malah turun nafsu politiknya. Ia kemudian memutuskan tidak lagi mencalonkan pada Pileg 2009-20014. "saya tidak mencalonkan lagi karena banyak faktor. Diantaranya saya telah melihat kondisi riil yang tidak memungkinkan. Terbukti, saat itu teman saya di DPRD banyak terjerat korupsi kasus dana hibah. Jadi saya berfikir, apa yang saya prediksi kalau saya masuk, bisa juga masuk penjara," ujarnya.

Setelah memutuskan tidak lagi eksis di dunia politik, H Ismail kemudian memutuskan kembali ke 'laptop'. H Ismail kembali membangun bisnisnya. Ia kemudian menghidupkan bengkel pada 2008, dan pencucian mobil miliknya.

Selain itu, H Ismail kemudian membangun grup perusahaan. Ia beri nama Sawerigading Group. Grup ini adalah perusahaan konsultan dan kontraktor. Sampai saat ini perusahaan dalam grup ini ada lima, yakni PT sawerigading Perkasa (kontraktor), PT Masmi Cipta Abadi (kontraktor), CV Rahmat Putra Papuatama (konsultan), PT Cendrawari Jaya (konsultan), PT Sowi Prima (konsultan), dan perusahaan tertua CV Fajar Papua (kontraktor).

"Saya sebagai komisaris utama dalam Sawerigading Group ini. Teman-teman yang jalankan. Selain yang lima ini, saya baru mau membuat perusahaan bernama PT Wija To Luwu Perkasa, yang bergerak di bidang konsultan," katanya.

Kesuksesan H Ismail di Tanah Papua sudah tidak diragukan lagi. Lalu apa yang akan dilakukan untuk tanah kelahirannya? Kepada Media Duta melalui telepon pribadinya, mengaku sejak tahun 2013, telah mencari cara agar bisa berkarya untuk tanah kelahirannya di Luwu Raya.

"Sejak tahun 2003, saya mencari cara, untuk Tana Luwu. Saya baru bertemu pak Buhari pada Oktober 2014. Lalu saya bincang-bicang, kira-kira apa yang bisa kita lakukan. Disitulah saya diajak bersama-sama barkarya di KKLR," cetusnya.

Menurutnya, kalau Allah meridhai, dirinya pasti ingin berbuat. Kalau ada kesempatan dan diberikan rezeki yang cukup, bagaimana kembali ke kampung dengan pola yang langsung menyentuh masyarakat.

"Saya tidak mau berandai-andai akan melakukan apa. Sebab tidak ada yang pasti. Saya mau berbuat untuk tanah kelahiran sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kemungkinan akan melakukan ekspansi usaha secara bertahap di wilayah Luwu Raya ini. Bidang usahanya akan disesuaiakn dengan potensi wilayah kita, apa yang paling mendasar kita butuhkan," katanya.

Untuk mencapai kemerdekaan, kata dia, maka harus terlebih dahulu merdeka di bidang ekonomi. Makanya, dirinya punya ambisi untuk membantu masyarakat Luwu Raya untuk merdeka di bidang ekonomi. "Kalau untuk kampung kelahiran saya di Balambang, Alhamudulillah sudah dirasakan masyarakat disana. Tinggal yang ingin saya lakukan adalah untuk masyarakat Luwu Raya," imbuhnya.

H Ismail kini telah sukses di tanah Papua. Namun anak dan istrinya kini sudah tinggal di Makassar. H Ismail mengaku tinggal mengatur waktu, sebulan sekali ke Makassar untuk bertemu dengan istri dan anaknya yang masih duduk di sekolah dasar. Sementara anak sulungnya sudah kuliah di ITB, dan anak keduanya kuliah di Jakarta. (adv)

--------

Biodata

Nama : H Ismail
TTL : Balambang (Luwu), 24 Oktober 1960
Alamat : Jl Trikora Wosi Tamanria, Kelurahan Wosi, Kecamatan Manokwari Barat.
Istri : Dra Rohani
Anak :
- Reski Awaliah Ismail
- Rahmat Saputra Ismail
- Riska Rahma Ismail
Alamat di Makassar:
Perumahan Bukit Khatulistiwa Blok G No 12a/14, Jl Perintis Kemerdekaan, Daya, Kota Makassar.


Share this article :

+ komentar + 1 komentar

May 31, 2016 at 9:23 PM


ini kisah nyata saya . . . .

perkenalkan nama saya zalinah aruf, saya berasal dari kota Bandung saya bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusaan Yogyakarta.dimana saya sudah hampir kurang lebih tiga tahun lamanya saya bekerja di perusaan itu.

Keinginan saya dan impian saya yang paling tinggi adalah ingin mempunyai usaha atau toko sendiri,namun jika hanya mengandalkan gaji yah mungkin butuh waktu yang sangat lama dimana belum biaya kontrakan dan utan yang menumpuk justru akan semakin sulit dan semakin lama impian itu tidak akan terwujud

saya coba" buka internet dan saya lihat postingan orang yg sukses di bantu oleh seorang kyai dari sana saya coba menghubungi beliau, awalnya saya sms terus saya di suruh telpon balik disitulah awal kesuksesan saya.jika anda ingin mendapat jalan yang mudah untuk SOLUSI MUDAH, CEPAT LUNASI UTANG ANDA, DAN MASALAH EKONOMI YG LAIN, TANPA PERLU RITUAL, PUASA DLL. lewat sebuah bantuan penarikan dana ghoib oleh seorang kyai pimpinan pondok pesantren shohibul Qur’an. dan akhirnya saya pun mencoba menghubungi beliyau dengan maksut yang sama untuk impian saya dan membayar hutang hutang saya.puji syukur kepada tuhan yang maha esa melalui bantuan beliau.kini sy buka usaha distro di bandung.
Sekali lagi Saya mau mengucapkan banyak terimah kasih kepada K.h. Muh. Safrijal atas bantuannya untuk mencapai impian saya sekarang ini. Untuk penjelsan lebis jelasnya silahkan >>>>>>>>KLIK SOLUSI TEPAT DISINI<<<<<<<<<
Anda tak perlu ragu atau tertipu dan dikejar hutang lagi, Kini saya berbagi pengalaman sudah saya rasakan dan buktikan. Semoga bermanfaat. Amin..


Post a Comment

 
Support : TEKAPE.co | Arsip
Copyright © 2015. Catatan Abd Rauf - All Rights Reserved
Desain by Berita Morowali Powered by Abd Rauf