Evi Masamba, dan Cita-cita Membahagiakan Keluarga

Sunday, April 26, 20150 komentar

Evi Masamba D2/net
Sabtu malam tadi, 25 April 2015, masyarakat di wilayah Luwu Raya, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sontak demam Evi Masamba, salah seorang kontestan pada program ajang pencarian bakat Dangdut Academy (DA) 2 yang tayang di stasiun televisi swasta Indosiar.

Hampir seluruh status media sosial masyarakat Luwu Raya soal Evi Masamba. Saya juga beberapa kali menerima pesan berantai atau broadcast melalui BBM dan juga ajakan melalui pesan pribadi, baik di media sosial Facebook ataupun BBM.

Terus terang, saya belum pernah sempat menonton langsung penampilan Evi Masamba yang disiarkan di Indosiar. Saya hanya lihat dari foto-foto Evi yang diposting di media sosial. Sehingga saya tidak tau secara kualitas seperti apa, walaupun saya juga sebenarnya tidak tahu menilai soal menyanyi, tapi minimal kualitas versi saya.

Ramainya perbincangan Evi Masamba di dunia maya, menarik perhatian saya. Saya tertarik ke masalah isu kedaerahan yang diangkat dan cara menarik simpati masyarakat. Seperti ajang pencarian bakat yang ditentukan melalui polling SMS, DA 2 ini juga mengandalkan isu kedaerahan. Namun kali ini, isu kedaerahan itu tampak jelas terasa. Sebagian besar masyarakat Luwu Raya bergerak hatinya untuk menonton dan memberikan dukungan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Orang Sulsel menganggap, dukungan ini sudah menjadi siri' na pacce. Jika itu sudah dianggap siri na pacce, maka apapun akan rela dikorbankan masyarakat Sulsel.

"Genderang perang kedaerahan mulai ditabuh. Masyarakat Luwu Raya saatnya memberi dukungan ke Evi Masamba, caranya ketik DA 9888." Begitu kira-kira pesan berantai untuk ajakan mendukung Evi yang sempat tersenggol karena SMS dukungan yang kurang pada penampilan sebelumnya.
Selain masalah isu kedaerahan, cara lain yang disentuh Evi untuk merebut simpati dan empati masyarakat adalah masalah orang tua. Teriakan "Nek kita naik haji" saat tampil dan dinyatakan masuk 5 besar membuat penonton menjadi terharu.

Salah seorang masyarakat yang sudah ditokohkan di Luwu Raya, yang saya kenal susah meneteskan air mata, menuliskan keharuannya melalui dinding Facebook miliknya. Ia mengaku tak sadar kalau air matanya keluar saat mendengar ungkapan "Nek, kita naik haji nek" yang diucapkan Evi Masamba sebagai ungkapan terima kasih dan bahagianya.

Menurutnya, siapa yang tahan air matanya jika itu masalah membahagiakan orang tua dan nenek. Iyah, tak dipungkiri, hampir semua anak yang berfikiran normal pasti berkeinginan membahagiakan orang tua atau keluarga. Itulah sebabnya, saat di acara-acara malam renungan, yang selalu disentuh adalah orang tua. Saat orang tua disentuh, maka sontak mereka akan meneteskan air mata dan mengingat dosa-dosanya selama ini.

Cara menarik empati dan simpati masyarakat, memang harus dilakukan dengan menyentuh hati, melalui isu-isu sensitif dari perasaan. Melalui sentuhan emosional. Sepertinya, Evi dengan embel-embel Masamba, sudah menyentuh itu. Dan perlu dicatat, doa orang tua, selalu didengar Tuhan. Semoga dukungan selalu kompak dan mampu menjadi yang terbaik pada penampilan selanjutnya, dan mampu menjadi juara di DA 2 ini. (***)
Palopo, 26 April 2015
Share this article :

Post a Comment

 
Support : TEKAPE.co | Arsip
Copyright © 2015. Catatan Abd Rauf - All Rights Reserved
Desain by Berita Morowali Powered by Abd Rauf