Saat menikmati asap Shisha di Manggarupi |
Rokok Arab atau yang sering disebut ‘shisha’ tak banyak yang menjualnya di wilayah Kota Makassar dan sekitarnya. Penikmatnya pun biasanya kalangan tertentu. Karena harganya yang relatif mahal, makanya shisha ini biasanya hanya dinikmati kaum elit dan orang keturunan Arab.
Sinar mentari yang terik, membawa kami menelusuri jalan di Manggarupi, Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Usai salat zuhur, kami berdua masing-masing mengendarai sepeda motor mencari minuman dingin untuk mendinginkan tenggorokan yang kering karena terik mentari.
Dalam perjalanan mencari minuman dingin, penulis singgah di warung yang baru Senin 2 Maret 2015, pekan ini dibuka, Jalan Manggarupi. Warung Jocelyn namanya. Penulis kemudian memesan dua minuman capucino dingin.
Saat sampai di dalam warung model lesehan itu, mata tertuju ke shisha yang dijual. Teman penulis kemudian memesan satu shisha ukuran kecil rasa anggur mint. Katanya sih, dia sudah biasa menikmati shisha.
Tapi karena sudah lama tidak pernah menikmati shisha, maka ia mencoba menghisapnya lagi. Rasanya hampir seperti merokok, karena ada asapnya. Tapi asapnya rasa mint. Dingin ke dalam tenggorokan.
Di warung makan dan shisha ini, menyediakan beragam rasa shisha. Diantaranya cappucino, blueberry, tuak/ballo, dan masih banyak lagi rasa yang ditawarkan. Harga yang ditawarkan untuk shisha ukurang kecil Rp30 ribu dan ukuran besar Rp35 ribu. Untuk air shisha biasa ditawarkan dengan harga Rp25 ribu untuk ukuran kecil dan Rp30 ribu untuk ukuran besar.
Menurut penjaga warung itu, Lyna, kami adalah pelanggan shisha yang pertama sejak dibukanya warung itu. Ia juga membeberkan, jika warungnya ini pertama buka di Palu, namun karena sudah pindah ke Gowa, maka dia buka warung shisha di Gowa.
“Shisha yang kami jual ini kami datangkan dari Jakarta. Sebelum kami tau kalau ada di Jakarta, kami pesan langsung dari Malaysia. Kalau di Palu, penikmatnya lumayan banyak. Tapi kalau di sini, belum tau, karena baru kami buka,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan, jika shisha ini tidak mengandung nikotin. Ia juga mengaku tidak tahu apa efek sampingnya kalau menghisap shisha.
Meski demikian, dari hasil penelusuran penulis di laman Google, shisha ternyata menurut penelitian, lebih bahaya 400 kali dibanding dengan merokok.
Dikutip di fanpage Chocholatos, shisha adalah kegiatan menghirup aroma buah-buahan dan tembakau yang dibakar, lalu uapnya dialirkan melalui pipa atau bejana dan dihirup oleh hidung melalui selang.
Kegiatan yang berasal dari negeri-negeri di jazirah Arab itu sudah lama dikenal dan banyak dilakukan orang karena bisa menenangkan sekaligus menyenangkan.
Selama ini shisha dianggap aman-aman saja dan tidak menimbulkan efek berbahaya. Namun para peneliti dari Department of Health and the Centre for Tobacco Control menyebutkan bahwa sisha sama berbahayanya dengan merokok karena dapat meningkatkan level karbonmonoksida dalam tubuh.
Bahkan, dalam satu sesi kegiatan shisha ditemukan empat hingga lima kali level karbonmonoksida yang lebih banyak dibanding pada rokok yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan tidak sadar. (***)
Gowa, 5 Maret 2015
Post a Comment