Durian Palopo Terancam 'Punah', Adakah yang Peduli?

Sunday, February 15, 20150 komentar

ilustrasi/int

"Durian dari mana ini?" Tanya teman, saat bersama-sama mencari durian di Makassar. Hampir semua penjual mengklaim jika durian yang dijualnya adalah durian asal Palopo. Entah memang benar dari Palopo atau di daerah lain. Namun yang jelas, hampir semua penjual durian mengaku, durian jualannya dari Palopo.


Durian Palopo enak? "Iya, beda memang dari durian daerah lain," jawab penjual durian tersebut. Orang-orang juga akan tertarik membelinya jika durian itu diketahui dari Palopo. Makanya, meski mungkin, sebenarnya bukan berasal dari Palopo, tapi karena ingin duriannya laku, maka mereka menyebutnya durian Palopo.

Itulah durian Palopo. Orang sudah mengenalnya sejak dari dulu. Rasanya enak, manis, dan ada rasa khas yang hanya bisa dibahasakan oleh sang indra perasa.

Durian Palopo sebenarnya bukan  berasal dari Kota Palopo. Tapi durian dari wilayah Tana Luwu, empat daerah otonom, yakni Kabupaten Luwu, Luwu Utara (Lutra), Luwu Timur (Lutim), dan Kota Palopo. Namun orang luar wilayah Tana Luwu, untuk menyebut empat daerah otonom tersebut, orang hanya mengenal Palopo.

Meski setiap musim durian, di awal-awal tahun, di Pulau Sulawesi, setiap orang yang ingin makan durian selalu mengingat Palopo, tapi adakah sekarang yang peduli, utamanya dari para pengambil kebijakan. Itu yang perlu dievaluasi sekarang. Adakah langkah kongkrit yang dilakukan guna mempertahankan citra durian enak itu?

Sepertinya, jika ini tidak dirawat, maka lambat laun akan diambil alih citra durian ini oleh daerah lain. Durian Palopo sepertinya tidak lama lagi akan punah. Salah satu kekhawatiran itu, karena belakangan ini, pasca adanya plywood di Bua, banyak masyarakat yang memilih menebang pohon duriannya. Mereka memilih kenikmatan sesaat. Batang durian ditebang lalu diganti dengan pohon jabon, yang katanya lebih menguntungkan.

Mengenai hal ini, masyarakat sebenarnya tidak bisa disalahkan. Sebab pemerintah seakan cuek dengan masalah ini. Tidak ada tindakan kongkrit. Tidak ada kampanye penanaman durian. Pasar tidak disiapkan. Tidak program untuk mendukung masalah ini. Sehingga masyarakat juga ikut cuek dan berfikir lebih konsumtif. Mari selamatkan durian Palopo. Selamatkan dari kepunahan. Selamatkan citranya.

Saat ini, pohon dan kebun durian tidak begitu mudah kita temukan di Tana Luwu. Semuanya berangsur hilang. Hilang karena nanti musim durian baru diingat. Baru kita cari dimana ada durian. Kapan kita bisa makan durian gratis di kebun teman-teman. (***)

Gowa, Minggu 15 Februari 2015
Share this article :

Post a Comment

 
Support : TEKAPE.co | Arsip
Copyright © 2015. Catatan Abd Rauf - All Rights Reserved
Desain by Berita Morowali Powered by Abd Rauf