Mengembalikan Tradisi Lama

Thursday, January 15, 20150 komentar

ilustrasi/int

Refleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Dakwa dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Apa salahnya mengembalikan nilai-nilai lama, kalau nilai lama kurang mampu menopang kemajuan. Apa gunanya mempertahankan nilai baru yang tidak mampu membuat kita dapat bersaing? Konservatisme bukanlah hal yang tidak mungkin, selama nilai itu tidak membawa kepada kehancuran.

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, misalnya, pernah mencapai kejayaannya pada masa kepemiminan Drs. H. M. Amir Said (1994-1997). Baik dari segi kuantitas, maupun kualitas. Yang penting diperhatikan pemimpin masa sekarang adalah bagaimana mengambil pelajaran pada masa lalu. Dalam artian belajar pada pengalaman.

Merefleks apa yang telah terjadi pada masa lalu. Tradisi lama yang telah berkembang pada seluruh civitas akademika, sebaiknya dipertahankan dan diusahakan untuk diterapkan pada masa sekarang. Keakraban antara mahasiswa dan dosen seharusnya dibina, dijaga dan dilestarikan oleh semua kalangan. Bukan saling mencelah antara satu dengan yang lain.

Mahasiswa menghormati dosen dan dosen menyangi mahasiswanya. Dosen memperhatikan mahasiswa dan mahasiswa juga harus mengerti. Bukan keegoisan. Itulah yang dinantikan. Nilai-nilai persaaudaraan yang kami butuhkan. Seperti yang pernah dialami pada masa kepemimpinan Drs. H. Shampo Seha, M.Th.I.

Proses sosialisasi saat sekarang terkesan terlalu formal dan kaku. Promsi memanfaatkan media massa pun dilakukan dengan biaya yang relatif mahal. Padahal jika kita belajar pada masa lalu, baru lahirnya Laboratorium Dakwah (Labda). Banyak sekali kegiatan yang dapat menarik perhatian orang tua dan calon mahasiswa baru.

Keliling hanya sekedar promosi semata tanpa ditunjang dengan kegiatan menarik, hanya berakhir sia-sia. Lain halnya jika ditunjang dengan kegiatan yang melibatkan siswa. Tanpa promosipun akan banyak yang tertarik dan mendaftar.

Hal ini dilakukan pada masa jayanya Fakultas Dakwa dan Komunikasi (FDK). Seperti pertunjukan Teater Nada dan Dakwah serta Teater Lawak yang islami. Kegiatan ini digelar di daerah-daerah. Sehingga banyak mahasiswa datang mendaftar ke FDK. Mahasiswa keliling daerah melakukan kegiatan yang dapat menarik simpati masyarakat.

Selain keliling daerah, juga melakukan studi banding ke luar Sulawesi. Lalu mengapa sekarang enggan meniru masa lalu yang dianggap berhasil? Tidakkah berhasil metode masa lalu? Mengapa harus malu untuk mengulangi sesuatu yang baik? Atau memang tidak ada upaya untuk itu... Wallahu A’lam.

Makassar, Juni 2008 M/Jumadil Akhir 1429 H
Share this article :

Post a Comment

 
Support : TEKAPE.co | Arsip
Copyright © 2015. Catatan Abd Rauf - All Rights Reserved
Desain by Berita Morowali Powered by Abd Rauf